Memperingati Hari Buruh se-Dunia

Memperingati Hari Buruh se-Dunia yang jatuh 1 Mei, sejumlah organisasi buruh menyerukan untuk menduduki sejumlah objek vital. Di Makassar, buruh mengancam akan menduduki Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Ancaman untuk menduduki bandara disampaikan Front Oposisi Rakyat Indonesia (FORI) Sulsel saat memberikan keterangan pers di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, Jalan Serigala, kemarin. Juru Bicara FORI Sulsel Haedir mengungkapkan, pada peringatan hari buruh, pekerja akan mengepung dan menduduki Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Organisasi buruh yang bakal terlibat yakni GSBN, FSPBI, PRP Makassar, LBH Makassar, FMD Makassar, FORMAP, ARMADA, serta AMARA. ”Kepung dan duduki pusatpusat kekuasaan dan objekobjek vital pada momentum mayday. Duduki bandar udara di kota masing-masing untuk menuntut dan mendesak tuntutan rakyat Indonesia segera direalisasikan,” tegas Haedir, kemarin. Dia mengatakan, massa akan berkumpul di Jalan Tol Refomasi dan selanjutnya menuju bandara. Menurutnya, peringatan mayday sengaja tidak dilakukan di kantor pemerintahan seperti tahun-tahun sebelumnya. Haedir mengatakan, unjukrasa di DPRD dan Kantor Gubernur Sulsel tidak mendapat tanggapan positif.

Sehingga, kata dia upaya yang bisa dilakukan adalah menduduki objek vital tersebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah. Dia menjelaskan, dalam beberapa tahun ini barisan rakyat pekerja Indonesia selalu turun ke jalan setiap tahunnya, namun tidak ada respon. Kenaikan upah hanya 8,69%. Upah minimum provinsi yang tertinggi di Papua Barat sebesar Rp1.410.000 dan yang terendah Jawa Tengah Rp675.000. Bahkan kata dia, masih banyak perusahaan nakal yang membayar upah buruh di bawah UMP. Sementara Kepolisian Daerah (Polda) Sulselbar menyatakan, kesiapannya mengawal aksi may day kali ini. Selain bandara, personel polisi akan ditempatkan di titik-titik rawan seperti Gedung DPRD Sulsel, dan Kantor Gubernur Sulsel.

Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Sulselbar AKBP Muhammad Siswa mengungkapkan, personel Brimob juga akan diterjunkan untuk mem-back up kekuatan Polrestabes, termasuk personel Polda. Seluruh personel di bawah kendali Kaso Ops Polda Sulselbar Kombes Pol Asis Samosi. Pengawalan ketat ini sebagai upaya untuk mengantisipasi unjuk rasa yang mengarah pada anarkistis.

Kendati demikian, kata Siswa, kepolisian tetap mengutamakan pendekatan persuasif agar tidak terjadi bentok dalam aksi tersebut. “Sudah ada tiga organisasi buruh yang melakukan audiensi dengan Kapolda Sulselbar (Irjen Pol Johny Wainal Usman). Mereka telah memberikan jaminan tidak akan bertindak anarkistis. Meskipun demikian, kita tetap antisipasi kelompok buruh lainnya yang berpotensi anarkistis,” ujar Siswa. Demikian catatan online Xchanger tentang Memperingati Hari Buruh se-Dunia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel