Pembagian tabung dan kompor gas

Pembagian tabung dan kompor gas program konversi minyak tanah di Kabupaten Polman ditunda karena data calon penerima amburadul sehingga harus diperbaiki atau direvisi. Penundaan itu menyusul terbitnya surat edaran dari Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh yang menginstruksikan kepada Pemkab Polman memperbaiki data calon penerima tabung dan kompor gas konversi tersebut.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Polman Parakkasi mengatakan, selain data calon penerima harus diperbaiki, juga karena sosialisasi penggunaan kompor gas belum maksimal sehingga masyarakat penerima dinilai belum siap. Waktu kita buka data penerima konversi mitan ternyata terdapat lurah dan mantan anggota dewan masuk dalam daftar. Padahal itu kan bertentangan dengan kriteria yang mereka (Pertamina) tetapkan,” kata Parakkasi kepada media di ruang kerjanya kemarin. Di masyarakat juga, tambah Parakkasi, muncul kekhawatiran terjadi kelangkaan tabung gas elpiji 3 kilogram karena di Kabupaten Polman berlum terdapat depot pengisian gas.

Karena itu, lanjutnya, Pemkab Polman memberikan kesempatan kepada pihak Pertamina untuk melakukan perbaikan data dan melakukan sosialisasi hingga ke tingkat desa. Pemerintah kabupaten tidak menginginkan sosialisasi hanya dilakukan di tingkat pejabat saja karena yang akan menggunakan kompor gas konversi mitan adalah warga miskin. Sikap masyarakat Polman terhadap penundaan pembagian tabung dan kompor gas ini secara beragam. Sebagian menyayangkan, sebagian lagi setuju dan memaklumi keputusan tersebut. “Saya menyayangkan pembagian kompor gas gratis itu ditunda. Padahal sudah lama ditunggu-tunggu. Kan bisa sambil melakukan pembagian, sementara itu juga dilakukan sosialisasi.

Yang paling penting adalah bagaimana Pertamina mendesak yang bertanggung jawab melakukan sosialisasi. Jangan melakukan penundaan karena dua-duanya (pembagian dan sosialisasi) bisa tidak jalan, kata Hasmiah, warga di Kecamatan Wonomulyo. Rukmini, warga Kecamatan Mapilli justru setuju dengan penundaan itu. Dia menilai, penundaan wajar dilakukan karena masih banyak masyarakat yang belum paham bagaimana menggunakan kompor gas secara aman sehingga perlu dilakukan sosialisasi lebih mendalam.

Saya setuju ditunda, sebelum kami dilatih menggunakan kompor gas. Kami takut karena banyak gas elpiji 3 kilogram bisa meledak dan membahayakan jiwa manusia,”ujar Rukmini. Namun, tak sedikit pula masyarakat yang menolak pembagian tabung dan kompor gas konversi gratis tersebut. Dengan uang hanya Rp3.000 hingga Rp5.000 saya sudah bisa memasak menggunakan minyak tanah, tapi jika saya menggunakan gas elpiji apa bisa dibeli dengan uang senilai saya membeli minyak tanah? Saya dengar harga tukaran gas 3 kilogram Rp20.000, tandas Radiah.

Sementara itu, di Kabupaten Majene, beredar isu tak sedikit masyarakat menjual kembali tabung dan kompor gas konversi yang mereka terima. Pembagian kompor gas konversi di daerah ini pada tahap pertama sudah rampung. Sedangkan proses pembagian tahap kedua berdasarkan data revisi, masih berjalan. Demikian Xchanger tentang Pembagian tabung dan kompor gas.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel